Sejak Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) pada tahun 1994, masyarakat internasional secara konsisten memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap hak reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja.Bagian dari hak reproduksi remaja yang sangat penting ialah hak untuk memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi yang benar dan hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk konseling. Masyarakat internasional juga telah mengingatkan kembali bahwa hak dan tanggung jawab para orang tua adalah membimbing, termasuk tidak menghalangi anak remajanya, untuk mendapatkan akses terhadap pelayanan dan informasi yang mereka butuhkan tentang kesehatan reproduksi yang baik.

Di Indonesia, program dan kebijakan kesehatan reproduksi remaja merupakan penjabaran visi Program Keluarga Berencana Nasional, yaitu mempersiapkan keluarga berkualitas dimulai sejak pra nikah, pembuahan dalam kandungan sampai dengan usia lanjut. Dari sisi siklus kehidupan manusia, masa remaja merupakan masa yang paling kritis, dalam pembentukan tubuh secara fisik dan corak kepribadiannya yang sangat berpengaruh pada masa kehidupan keluarga selanjutnya. Perubahan fisik maupun psikologis yang terjadi selama masa remaja berbarengan dengan berbagai rangsangan informasi dari luar yang memperngaruhi langsung atau tidak langsung terhadap kondisi kesehatan reproduksinya. Pengaruh tersebut terutama berasal dari kondisi lingkungan sosial remaja, peran orang tua, dan ekpose terhadap media masa.

Program kesehatan reproduksi remaja merupakan upaya untuk membantu remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan tingkah laku kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab, melalui pemberian informasi, konseling dan pelayanan yang berkualitas mengenai seluruh aspek kesehatan reproduksi. Dengan demikian kebijakan dan program kesehatan reproduksi remaja harus diprioritaskan pada upaya pemberian informasi, konseling danpelayanan kesehatan reproduksi bagi para remaja agar mereka memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan perilaku kesehatan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab. Masalahnya ialah bahwa kebijakan dan program kesehatan reproduksi remaja masih belum dilaksanakan secara tepat dan menjangkau seluruh remaja di Indonesia. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya pengetahuan, sikap dan perilaku remaja dalam kesehatan reproduksi remaja, sehingga sebagian dari remaja mengalami kehidupan gangguan kehidupan seksual yang menyimpang, khususnya kehamilan diluar nikah bagi remaja putri, ketergantungan terhadap NAPZA, dan menderita HIV/AIDS.

download file (pdf) 217Kb