Jumlah wanita usia menopause di Indonesia cenderung meningkat. Diperkirakan tahun 2025 akan mencapai 35.000.000 wanita. Pascamenopause yang ditandai dengan berhentinya haid, hilangnya fungsi ovarium dan menurunnya kadar estrogen secara dramatik menyebabkan timbulnya berbagai keluhan yang berhubungan dengan kualitas hidupnya. Salah satu cara yang digunakan selama ini untuk mengatasi masalah ini adalah penggunaan Terapi Sulih Hormon dan preparat selective estrogen reseptor modulator (SERM) merupakan senyawa yang secara struktural berbeda dengan estrogen, dikembangkan sebagai alternative Terapi Sulih Hormon.

Penggunaan Terapi Sulih Hormon pada wanita pascamenopause selain memberikan efek positif juga memberikan efek negatif. Efek negatif TSH yang sudah diketahui secara jelas adalah meningkatkan risiko kanker endometrium, kanker payudara, stroke, tromboemboli pada vena, dan kanker kandung empedu. Gangguan kognitif belum diketahui jelas bermanfaat atau meningkatkan risiko. Pertimbangan aspek manfaat dan kerugian akibat penggunaan TSH menimbulkan kontroversi yang panjang sehingga masih terus dilakukan penelitian-penelitian dalam skala yang lebih luas.

Hasil meta analisis yang merangkum penelitian-penelitian yang dipublikasikan dalam MEDLINE (1965-2001), HealthSTAR (1975-2001), database Cochrain Library, serta hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Women’s Health Initiative (WHI) dan Heart and Estrogen progestin Replacement Study (HERS) menghasilkan beberapa kesimpulan. Keuntungan TSH adalah mencegah fraktur dan kanker kolorektal. Kerugian akibat TSH adalah penyakit jantung koroner, stroke, tromboemboli, kanker payudara pada pemakaian TSH 5 tahun atau lebih, serta kolelithiasis. Manfaat TSH untuk mencegah dementia tidak diketahui secara jelas.

Ketakutan akan terjadi kanker khususnya pada endometrium, telah terjawab dalam suatu penelitian, yang dilaksanakan oleh para peneliti University of Sheffield Medical School yang dipublikasikan pada British Medical Journal tahun 2002 hal. 325, 239-242, dikatakan bahwa kombinasi Hormon Replacement Therapy (Terapi Sulih Hormon) sangat menguntungkan dalam mencegah terjadinya kanker endometrium7. Adanya hasil-hasil penelitian, dengan pendapat yang kontroversial, disebabkan karena perbedaan dalam penatalaksanaannya.

TERAPI SULIH HORMON
Produksi hormon seks utama pada wanita adalah estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan menurun produksinya ketika wanita memasuki masa menopause. Pemberian terapi sulih hormon dimaksudkan untuk menggantikan keberadaan kedua hormon tersebut.

Pemberian terapi sulih hormon bisa dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Disebut jangka pendek bila diberikan selama kurang dari 5 tahun. Biasanya ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala menopause, tetapi harus menjadi pilihan kedua bila didapatkan risiko untuk terjadinya efek samping. Pemberian jangka panjang bila diberikan lebih dari 5 tahun. Biasanya penggunaan jangka panjang diberikan seperti pada kasus osteoporosis, osteopenia, atau bagi mereka yang memiliki risiko osteoporosis. Pemberian terapi ini bersifat individual, mempertimbangkan berbagai kontraindikasi dan efek samping yang mungkin timbul pada pasien.

Terapi sulih hormon dapat diberikan dalam bentuk pil, krim, implan subdermal, maupun dalam bentuk raloxifene (estrogen like drug/selective estrogen receptor modulators). Pemilihan bentuk terapi ini dapat ditentukan dengan mengetahui berbagai keuntungan dan risiko yang akan dihadapi bila wanita tersebut mengambil keputusan untuk menggunakan terapi sulih hormon. Dalam penelitian lain telah terbukti bahwa pemberian TSH pada wanita menopause memberikan keuntungan, karena dapat mengatasi keluhan-keluhan, baik keluhan jangka pendek maupun jangka panjang. Keluhan-keluhan pada wanita menopause sebagai akibat dari : (1) Adanya perubahan haid seperti polymenorrhoea, olygomenorrhoea, amenorrhoea dan metrorragia. (2) Akibat gangguan vasomotor, hot flushes, terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi. (3) Gangguan psikis, nervousness, kecemasan, irritable, depresi dan insomnia. (4) Gejala akibat kelainan metabolik, yakni kelainan metabolisme lemak, a.l. penyempitan pembuluh darah karena perlekatan kolesterol. Berkurangnya kelenturan pembuluh darah karena menurunnya produksi prostasiklin pada endothel pembuluh, sehingga memungkinkan terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. (5) Gejala yang disebabkan oleh karena atropi urogenitalis, yang sering dirasakan kering pada vagina, rasa perih, keputihan, rasa panas pada vagina, selalu ingin kencing, dispareunia dan nokturia. Sering terjadi vaginitis sinalis yang sering juga disebut vaginitis atropica, merupakan suatu infeksi non spesifik. Hal ini terjadi karena vagina menjadi pendek,menyempit, hilang elastisitas, epithelnya tipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi. (6) Gejala kelainan metabolisme mineral, mudah terjadi fraktur pada tulang, akibat tidak seimbangnya absorpsi dan resorbsi mineral terutama kalsium. Bila hal ini berlangsung lama, akan berlanjut dapat mengakibatkan osteoporosis
----------artikel selengkapnya silahkan klik : download file.pdf 111Kb