Kesehatan reproduksi bukan menjadi masalah seseorang saja, tetapi juga menjadi kepedulian keluarga dan masyarakat. Kesehatan reproduksi menjadi masalah cukup serius sepanjang hidup, terutama bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan sosialnya, misalnya kurangnya pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause, dan masalah gizi (Baso dan Raharjo, 1999).

Sebagian besar perempuan bekerja keras setiap hari, memasak, membersihkan rumah demi kelangsungan hidup keluarga. Namun jika perempuan juga bekerja di luar rumah (mencari penghasilan), maka beban kerjanya menjadi rangkap di mana hampir 40% dari tenaga kerja adalah perempuan (Hadikusuma dan Hamzah, 1986). Beban kerja yang terlalu berat membuat seorang perempuan mengalami kecapekan dan mudah terserang penyakit. Terlebih lagi bila seorang perempuan tidak punya cukup waktu untuk istirahat dan tidak memperoleh cukup perhatian akan kondisi kesehatannya terutama pada saat hamil

Kondisi kesehatan pada sebagian perempuan sering dianggap tidak penting, hal ini akan lebih buruk jika perempuan tersebut kurang pendidikan dan keterampilan untuk menunjang kehidupan mereka sendiri. Terlebih lagi banyak perempuan yang bekerja di sektor informal dan jumlah mereka sangat banyak sehingga sulit dilacak dan dihitung secara tepat. Perlindungan terhadap merekapun kurang memadai, sehingga mereka rentan terhadap masalah kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara lain pelecehan, penganiayaan, dan eksploitasi (Naomi 1999).

Sektor informal adalah suatu usaha ekonomi di luar sektor modern atau formal. Adapun ciri usaha ini salah satunya adalah usaha kegiatannya biasanya sederhana, tidak tergantung pada kerja sama banyak orang bahkan kadang-kadang usaha perorangan dan sistem pembagian kerja yang tidak ketat juga tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus (Depkes,1990).

Timbulnya sektor informal ini sebagai akibat membengkaknya angkatan kerja di satu pihak dan sempitnya lapangan kerja di pihak lain. Akibatnya golongan masyarakat ini mencoba usaha kecil-kecilan, guna memperoleh nafkah bagi dirinya sendiri atau bagi keluarganya, dan bagi pengangguran (Depkes, 1990). Sehingga sebagian terbesar perempuan bekerja karena kebutuhan mereka merupakan satu-satunya pencari nafkah utama, yaitu untuk mereka sendiri dan anggota keluarga yang lain, dan juga karena penghasilan suami mereka tidak besar.

Tujuan penelitian adalah (1) Mengkaji karakteristik wanita yang bekerja di sektor informal; (2) Mengkaji aktivitas kerja yang dilakukan oleh wanita yang bekerja di sektor informal; (3) Mengkaji kondisi kesehatan reproduksi; (4) Mengkaji hubungan aktivitas kerja dan kondisi kesehatan reproduksi wanita yang bekerja di sektor informal.

Diharapkan didapatkannya suatu informasi mengenai kondisi kesehatan reproduksi pada kelompok kerja wanita yang bekerja di sektor informal dan Sebagai data yang dapat dipergunakan untuk pengembangan pelayanan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi pada wanita....... (makalah penelitian selengkapnya klik : download file.pdf(134Kb))