Sindroma ovarium polikistik merupakan kelainan endokrin yang sering menyebabkan kelainan menstruasi, infertilitas dan sering berhubungan dengan obesitas. Sindroma ini juga mempunyai risiko terjadinya keganasan endometrium, payudara dan kelainan sistemik antara lain hipertensi, diabetes mellitus tipe II dan kelainan jantung.

Sindroma ovarium polikistik (SPOK) merupakan satu kelainan endokrin yang sering terjadi pada wanita usia reproduksi sekitar 5-10%, manifestasi biasanya pada awal pubertas. Secara klinis biasanya dijumpai adanya menstruasi tidak teratur, infertilitas dan hirsutisme. Tanda sindroma ini adalah adanya hiperandrogenism dan hiperinsulinemia.

Hiperandrogenisme dan resistensi insulin telah dikenal awal tahun 1921 ketika Achard dan Thiers mempublikasikan suatu gambaran klasik dari wanita berjambang dengan diabetes. Sindroma ovarium polikistik tidak digambarkan sampai dengan tahun 1935, ketika Stein dan Leventhal menemukan sindroma dengan ovarium polikistik, klinis hirsutisme, amenorea dan obesitas. Saat ini pasien biasanya datang dengan gejala klinik menstruasi tidak teratur, infertilitas dan hirsutism. Sindroma juga berhubungan dengan dislipidemia dan achantosis nigricans dan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, hiperestrogen yang berhubungan dengan kanker endometrium dan payudara. Selama usia reproduksi, sindroma berhubungan dengan morbiditas reproduksi meliputi infertilitas, perdarahan uterus abnormal, abortus dan komplikasi lain kehamilan.

Akhirnya tahun 1990 The National Institutes of Health (NIH) menegakkan kriteria diagnosis baru penyakit ini yang berdasar adanya hiperandrogenism dan oligoovulasi kronik dengan menyingkirkan sebab-sebab lain seperti kelainan adrenal dan tumor mensekresi androgen.

Patofisiologi

Defek yang mendasari ovarium polikistik masih belum diketahui. Ada konsensus yang berkembang bahwa kunci utama adalah kelebihan androgen, resistensi insulin dan abnormalitas dinamik gonadotropin. Pertanyaan yang timbul apakah hiperinsulinemia merangsang peningkatan produksi androgen ovarium atau hiperandrogenemia menyebabkan resistensi insulin. Hipotesis dibentuk bahwa tingginya kadar insulin merangsang ovarium memproduksi androgen, terutama resistensi insulin mendahului peningkatan kadar androgen.

-------------- artikel selengkapnya klik download file.pdf 127kb