Sekitar 30% wanita dengan siklus anovulasi mengalami infertilitas yang disebabkan oleh Sindroma polikistik ovarium. Wanita dengan sindroma hiperandrogenisme, resisten insulin, dan akantosis nigrikan (HAIR-AN syndrome) merupakan suatu bentuk subgrup pada sindroma polikistik ovarium. Pemberian klomifen sitrat seringkali gagal pada wanita dengan infertilitas anovulasi akibat hiperandrogenisme dan resisten insulin. Pada pasien-pasien seperti ini, metode pengurangan berat badan dan insulin sensitizers merupakan cara yang efektif dalam menginduksi ovulasi, kehamilan, dan mengurangi kejadian resistensi klomifen pada wanita dengan sindroma polikistik ovarium yang di terapi dengan gonadotropin, fertilisasi invitro, dan transfer embrio.

Polikistik ovarium merupakan sindroma yang terdiri dari menstruasi yang tidak teratur karena oligo atau anovulasi dan hiperandrogenisme dengan penampakan klinik (hirsutisme, akne) atau kadar androgen serum yang tinggi. Prevalensi SOPK pada wanita usia reproduksi sekitar 4%, sedangkan prevalensinya pada wanita anovulasi sekitar 30%. Insidensi infertile pada SOPK rata-rata sekitar 74%, hirsutisme 69%. Prevalensi dari sindroma polikistik ovarium adalah 5%-10%.

Etiologi sindroma polikistik ovarium belum diketahui secara pasti. Hiperandrogenisme dan anovulasi yang dijumpai pada sindroma ini disebabkan oleh gangguan pada kompartemen hormonal yakni ovarium kelenjar adrenal, perifer (jaringan lemak) dan poros hypothalamus hipofise.

Pengobatan sindrom ini lebih bersifat simtomatis terhadap infertilitas, hirsutisme, gangguan haid, atau obesitas. Masalah yang sangat berhubungan dengan infertilitas adalah adanya anovulasi dengan kadar LH yang tinggi. Makin tinggi kadar LH pada SOPK maka makin tinggi pula kejadian infertilitas. SOPK akan memerlukan pemahaman yang melibatkan banyak proses molekuler dan gen yang dapat menyebabkan hiperandrogenisme dan anovulasi. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi substrat genetik yang dapat mempengaruhi terjadinya sindroma tersebut.

Terdapat dua gambaran umum endokrin tentang SOPK, yakni peningkatan kadar LH darah dan hiperinsulinemia. Banyak penemuan klinis dan labolatorium yang menunjukan adanya peningkatan kadar LH dan insulin, yang secara terpisah atau bersama-sama dapat merangsang sekresi androgen ovarium. Banyak wanita dengan SOPK terjadi peningkatan sekresi LH yang abnormal, sementara sekresi FSH tidak meningkat, mengakibatkan terjadi peningkatan ratio LH/FSH. Peningkatan LH dan ratio FSH/LH menyebabkan perkembangan folikel menjadi abnormal dan hiperandrogenisme. Gangguan neuroendokrin yang menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi LH belum sepenuhnya diketahui.

Abnormalitas endokrin yang umum terobervasi pada wanita dengan SOPK adalah hiperinsulinemia dan peningkatan LH. Hiperandrogenisme, insulin resistence, and acanthosis nigricans (HAIR-AN) syndrome merupakan subtipe dari SOPK. Pada sindroma HAIR-AN, adanya resistansi insulin berat sering sebagai penyebabnya adalah faktor genetik. Dilaporkan bahwa kebanyakan terjadi mutasi pada reseptor insulin subunit α dan subunit β sehingga menyebabkan terjadinya resistensi insulin, namun beberapa penelitian menyebutkan bahwa kebanyakan wanita dengan SOPK memiliki reseptor yang relative normal sehingga sindroma HAIR-AN dianggap merupakan suatu bentuk subfenotip dari SOPK yang ditandai dengan kadar LH yang relative normal, adanya hiperinsulinemia.
-------------- artikel selengkapnya klik : download file.pdf 118kb -----------------------------